Subscribe Us

ksk logo.jpg

Ekologi Transenden dan James Lovelock


Prof.Dr. Khusnul Yaqin,M.Sc.

Saya lagi menulis tentang ekologi transenden karena ada undangan dari Dewan Profesor Unhas untuk menulis satu chapter buku. Saya buka-buka lagi file dari paradigma antroposentris hingga ekologi transpersonal yang dijadikan dasar pengelolaan sumber daya alam. 

Sampailah saya kepada seorang intelektual yang mengantarai antara paradigma biosentris ke ekosentrisis. Biosentris sebagai paradigma yang digagas beberapa pakar lingkungan seperti Aldo Leopold menentang pandangan antroposentris yang lahir dari rahim abad pencerahan. 

Antroposentris sangat didukung oleh pandangan reduksionis-deterministik Descartes dan Bacon yang diperkuat oleh pandangan atomistik Newton, menjadi paradigma dominan dalam memanfaatkan sumber daya alam. 

Antroposentris yang disokong oleh trilogi Bacon, Descartes dan Newton menyebut bahwa pusat alam semesta adalah manusia dan selain manusia tidak mempunyai nilai intrinsik. Nilai alam semesta selain mausia hanya ketika ia bermanfaat untuk kehidupan manusia. 

Dengan cara pandang itu alam semesta selain manusia dapat diekploitasi secara semena-mena sejauh untuk kepentingan manusia. Pandangan antroposentris bergerak dari eksploitasi sumber daya alam yang radikal hingga yang tidak teramati oleh mata awam. 

Bagi James Ephraim Lovelock, pandangan antroposentris ini harus segera diganti dengan paradigma biosentris agar tidak terjadi degradasi serius terhadap alam semesta. Pandangan biosentris menentang pandangan bahwa manusia adalah pusat alam semesta. Bagi Lovelock, bumi ini hidup dan manusia adalah salah satu --bukan satu-satunya-- bagian dari bumi yang disebut Gaia oleh Lovelock. Kata Gaia merujuk pada mitologi Yunani yang diperuntukkan kepada dewi Bumi. 

Selain manusia, makluk-makluk lain dari bakateri yang renik hingga ke gajah memunyai nilai yang inheren dalam kehidupannya. Oleh karena itu, mahluk lain selain manusia bukan subordinat manusia. Mereka adalah ordinat-ordinat yang membentuk satu kesatuan yang utuh disebut bumi. 

Pandangan Lovelock dan para intelektual biosentris lainnya, nanti disempurnakan oleh Arne Naess, dengan deep ecology atau ecosentris dan ekologi transpersonalnya Warwick Fox. 

Ekologi transpersonal juga belum memberikan solusi yang paripurna, karena belum memberikan jawaban aksiologis, siapa yang paling paripurna dalam melakukan transformasi transpersonal untuk bisa memahami alam semesta dengan paripurna sehingga diberikan semacam "hak" pengelolaan terhadap alam semesta. 

Saya ingin melanjutkan perjalanan intelektual itu dengan menawarkan paradigma ekologi transenden yang berbasis pada pandangan dunia tauhid. Ekologi transenden tidak sekadar memandang bahwa bumi ini hidup dan terjadi interkonektifitas di dalamnya, serta terjadi transformasi transpersonal, tetapi juga dalam perjalanan transformasi transpersonalnya dipandu oleh mereka yang telah mengalami spiritual disclosure untuk mengalami laku transendental menuju puncak wujud, yaitu Ghaibul  Ghuyub. 

Hipotesis Gaia, bumi yang hidup, Lovelock sangat berperan sekali dalam evolusi paradigmatik pengelolaan sumber daya alam hingga menuju ekologi transenden. Lovelock memunyai banyak kompetensi. Dia lulus S3 dalam bidang kedokteran. Dia ahli dalam bidang cryopreservasi. Metode yang dikembangkan sangat memengaruhi studi cryonic (cryopreservasi manusia).  Dia juga menemukan detektor penangkapan elektron yang digunakan untuk mendeteksi klorofluorokarbon yang tersebar di atmosfer. 

Pada tahun 2000-an, dia mengusulkan metode rekayasa iklim untuk memulihkan alga yang mengonsumsi karbon dioksida. Dia paling menyokong penggunaan energi nuklir sebagai ganti energi fosil yang dianggap destruktif dan masih banyak lagi. Yang menarik James Ephraim Lovelock adalah tanggal kelahiran dan kematiannya. Dia lahir tanggal 26 Juli 1919 dan meninggal tanggal 26 Juli 2022. 

James, saya ucapkan selamat atas kelahiran dan kematianmu. 

Ùˆَالسَّلامُ عَÙ„َÙŠَّ ÙŠَÙˆْÙ…َ ÙˆُÙ„ِدْتُ ÙˆَÙŠَÙˆْÙ…َ Ø£َÙ…ُوتُ ÙˆَÙŠَÙˆْÙ…َ Ø£ُبْعَØ«ُ Ø­َÙŠًّا

“Dan keselamatan semoga dilimpahkan kepadaku (Isa ‘alaihissalam), pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali” (QS. Maryam: 33).

Tamalanrea Mas, 26 Juli 2024

gambar : followgreenliving.com/

Posting Komentar

0 Komentar