Ustadz Prof.Dr. Khusnul Yaqin,M.Sc
Banyak kekagetan di kalangan pendukung Iran dan yang lainnya, saat Haniyyeh disyahidkan di Iran. Tentunya, hal ini bukan skenario Iran seperti tudahan yang dibuat zionis melalui komprador-kompradornya baik yang bernama wahabi atau yang lainnya.
Bangsa Iran, bukan bangsa yang baru lahir hari ini, seperti Amerika dan bangsa-bangsa lain yang masih imut-imut. Bangsa Iran adalah bangsa yang tua dan sarat dengan pengalaman perpolitikan. Literatur strategi perangnya berjibun, jadi Iran hari ini sisa memilih dari literatur itu strategi mana yang akan digunakan dalam mengahadapi segala situasi yang mengemuka.
Provokoasi-provokosi Israhell sudah terbaca oleh Iran kemana arahnya. Kemudian Iran menyiapkan berbagai strategi untuk melawan provokasi-provokasi itu. Tidak hanya itu, Iran juga bermain di atas koridor hukum secara internasional.
Dengan sangat pasti Iran tidak akan melakukan tindakan semau gue. Pertama tindakan semau gue itu melanggar ketentuan syariat Islam yang dipegang teguh oleh Iran. Kedua, tindakan semau gue akan memerosokkan Iran pada kondisi dikucilkan oleh komunitas internasional.
Saat konjennya dibombardir oleh Israhell dan dunia semua mengetahui bahwa pelakunya adalah Israhell, maka Iran tidak segan-segan melakukan serangan yang membuat kaget dunia Barat dan antek-anteknya. Koq bisa? Kata Barat dan antek-anteknya.
Israhell semakin panik, genosida di Gaza semakin israhell tingkatkan, di tengah kecaman komunitas dunia. Lalu muncul keputusan ICJ (International Court of Justice) yang menyatakan bahwa pendudukan israhell di tanah Palestina selama puluhan tahun adalah illegal dan harus segera diakhiri sesegera mungkin.
Israhell semakin panik dan terpuruk, provokasi ditingkatkan dengan membunuh Ismail Haniyyeh di Tehran, jantung poros perlawanan (muqawama). Israhell berharap, pembunuhan itu bisa mengucilkan Iran di dunia Islam karena Iran akan dituduh berkhianat terhadap Hamas.
Kedua, israhell berharap serangan itu akan memicu serangan balik Iran seperti yang dilakukannya ketika melakukan serangan balasan atas konjen Iran di Suriah. Dengan cara itu, israhell dapat memperluas wilayah konfrontasi secara regional Asia Barat bahkan dunia. Blok Amerika dan Rusia diharapkan terlibat secara langsung dalam perang kawasan sehingga kondisi dunia berantakan.
Sepertinya israhell tidak mau mati sendirian. Israhell berharap jika dia mati, maka dunia pun harus mati. Dalam falsafah nusanatara disebut tiji tibeh (satu mati maka semua juga harus mati).
Provokasi di atas dibaca oleh Iran. Oleh karenanya, Iran tidak mau melakukan balasan atas syahidnya Ismail Haniyeh seperti balasannya atas serangan konjen Iran di Suriah. Sayyid Ali Khamenei hanya bilang kita akan balas israhell, sesaat setelah diumumkan kesyahidan Ismail Haniyeh.
Perkataan Sayyid Ali Khamenei ini sudah merupakan balasan langsung. Masyarakat penindas yaitu israhell mengalami kepanikan, terjadi gonjang-ganjing politik dan ekonomi di israhell. Jiwa-jiwa masyarakat israhell tersandra oleh ujaran Sayyid Ali Khamenei.
Mitra-mitra Iran, seperti Hezbollah Lebanon, Ansharullah Yaman, Iraq, Suriah, Gaza dan lain-lain melakukan pembalasan pendahuluan. Untuk apa mereka melakukan itu? Sudah pasti untuk memporak-porandakaan israhell sehingga menjadi semi lumpuh, tanpa harus menyeret perang menjadi perang regional apalagi global. Sekarang ini sedang kita saksikan serangan-serangann itu. Kota-kota penting di wilayah pendudukan seperti Tel Aviv, Qiryat Smona dibombardir muqawama.
Dengan cara ini, pelumpuhan Israhell tidak akan mendapatkan pembelaan dari masyarakat dunia yang sudah sedikit menjadi simpatisan muqawama. Kedua, tindakan balasan pendahuluan itu tidak memunculkan reaksi yang berlebihan dari pendukung israhell sehingga tidak menyeret perang ini ke perang regional. Masyarakat dunia akan tetap melihat perang yang terjadi adalah perang antara muqawama (ormas) dengan israhell.
Setelah israhell semi lumpuh, barulah Iran akan melakukan sendiri pembalasan yang skala dan caranya tidak pernah dibayangkan oleh masyarakat dunia. Dengan cara itu israhell akan lumpuh total dan akhirnya seperti dikatakan oleh Imam Khomeini, bahwa tidak ada satu entitas pun yang bisa disebut israhell. Mampus israhell.
Tamalanrea Mas, 14 Agustus 2024.
Gambar : https//t.me/PalestinaPost
0 Komentar