Subscribe Us

ksk logo.jpg

Menyambut HUT Kemerdekaan: Lepas Hijabmu dan Pakailah Kondom!

 


Herman Kajang,S.Pd

Saat perayaan HUT Kemerdekaan Indonesia ke 79, semangat kebebasan kembali merasuki bangsa kita. Kemerdekaan, seperti yang diajarkan para pahlawan, adalah hak asasi setiap warga negara. Tapi tahun ini, tampaknya ada gerakan "kemerdekaan baru" yang begitu revolusioner: Lepas Hijabmu dan Pakailah Kondom, Wahai Kaum Remaja!

Bayangkan, kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata kini telah menemukan maknanya yang sesungguhnya: kebebasan untuk merdeka dari pakaian dan kebebasan dari konsekuensi tindakan kita. Benar-benar kemajuan yang tidak pernah terpikirkan oleh Soekarno dan Hatta.

Pertama-tama, mari kita sambut kabar terbaru jelang HUT kemerdekaan dari BPIP, penjaga kesakralan Pancasila. Kali ini, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ini meminta kepada Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) untuk melepas hijab. Paskibraka tak hanya dituntut berbaris lurus dan tegas, namun juga diminta untuk, ya, melepaskan hijab mereka! "Lepas hijabmu, Paskibraka!" demikian kira-kira seruan BPIP.  Bagaimana lagi kita bisa menunjukkan kemajuan dan keterbukaan negara ini kalau bukan dengan menanggalkan simbol-simbol yang konon mengekang kebebasan berekspresi? Lagi pula, bukankah sudah saatnya kita merayakan kemerdekaan dengan cara yang lebih "kekinian"? Hehehe.... Rupanya BPIP ingin bangsa ini merayakan kemerdekaan dengan kekinian. Sama dengan memaksakan upacara 17 Agustus 2024 di IKN dengan uang milyaran rupiah hanya dalam sehari di tengah himpitan ekonomi dan utang bangsa ini.

Betulkah hijab sebagai bentuk pengekangan kebebasan berekspresi? Di sini saya tegaskan, dalam kontekas keindonesiaan kita, memakai hijab adalah bentuk kebebasan berekspresi, bukan pengekangan. Dalam dunia yang penuh dengan ragam budaya dan keyakinan, hijab menjadi salah satu simbol yang kaya makna. Bagi banyak perempuan, hijab bukan hanya selembar kain yang menutupi kepala, tetapi juga sebuah pernyataan diri, identitas, dan keyakinan yang dipegang teguh.

Ketika seorang perempuan memilih untuk memakai hijab, ia sedang mengekspresikan keyakinannya, menghormati nilai-nilai yang diyakininya, dan menjalani hidup sesuai dengan prinsip-prinsip yang ia anggap penting. Ini adalah bentuk kebebasan yang sama pentingnya dengan kebebasan lainnya, seperti memilih pakaian, berbicara, atau berpendapat. Memakai hijab adalah pilihan yang dilakukan dengan kesadaran penuh, dan setiap orang berhak untuk memilih bagaimana ia ingin tampil di hadapan dunia.

Namun, sayangnya, BPIP yang merasa paling Pancasilais punya persepsi keliru yang menganggap hijab sebagai simbol pengekangan atau paksaan. Mungkin begitu ya,..... Sory BPIP kalau saya juga keliru. Ataukah tafsir Bhinneka Tunggal Ika bagi BPIP adalah keseragaman untuk persatuan? Entahlah!   Padahal, bagi banyak perempuan, hijab justru merupakan cara untuk merasa lebih nyaman dan terlindungi, baik secara fisik maupun spiritual. Ini adalah pilihan yang memungkinkan mereka untuk mengekspresikan identitas diri mereka dengan cara yang paling autentik.

Kebebasan berekspresi sejati adalah ketika setiap orang dapat memilih bagaimana ia ingin menjalani hidupnya, tanpa tekanan atau paksaan dari luar. Ketika seorang perempuan memilih untuk memakai hijab, ia sedang menegaskan haknya untuk mengekspresikan diri, bukan sebaliknya.

Hijab adalah tentang kebebasan, tentang hak untuk menentukan bagaimana seseorang ingin dikenali dan dihargai. Di dunia yang semakin menghargai keberagaman, adalah penting untuk memahami dan menghormati bahwa setiap orang memiliki cara unik dalam mengekspresikan dirinya—dan hijab adalah salah satu cara tersebut.

Di sisi lain, “kemerdekaan baru” lainnya adalah pesan-pesan patriotik jelang HUT Kemerdekaan Indonesia untuk remaja kita juga mendapat sentuhan modern. "Pakai kondom, wahai kaum remaja!" teriak Bapak Presiden dalam PP-nya yang baru saja disahkan. Sebuah kampanye kesehatan terbaru yang diluncurkan dengan gegap gempita. Di zaman di mana teknologi dan informasi sudah begitu canggih, kebebasan untuk bereksperimen tampaknya menjadi hak yang harus dirayakan—tentu saja, dengan sedikit panduan "aman". Lagipula, apa artinya kemerdekaan jika tidak ada kebebasan untuk menikmati masa muda dengan cara yang paling "trendy"? Demikian benak Bapak Presiden..... Sory Pak Presiden kalau ini keliru..... 

Namun, di tengah segala gegap gempita ini, ada satu hal yang mungkin terlupa: bahwa kemerdekaan yang sejati bukan hanya tentang kebebasan melakukan apa saja, tapi juga tentang kebebasan berpikir, memilih, dan bertanggung jawab atas pilihan-pilihan kita.

Mengabaikan nilai-nilai moral dalam penggunaan kondom bagi remaja adalah langkah yang berisiko, baik bagi individu maupun masyarakat. Ketika kita berbicara tentang pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi, penting untuk memahami bahwa kondom hanyalah salah satu alat di tengah upaya yang lebih luas untuk melindungi kesehatan fisik. Namun, jika penggunaannya tidak disertai dengan pemahaman dan penghargaan terhadap nilai-nilai moral, maka pesan yang disampaikan bisa menjadi dangkal.

Mengabaikan nilai-nilai moral berarti kita mengabaikan pentingnya komitmen, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap diri sendiri dan orang lain. Dalam konteks remaja, yang masih berada dalam tahap pembentukan karakter dan pemahaman diri, penekanan pada penggunaan kondom tanpa memperhitungkan aspek moral bisa mendorong perilaku yang merugikan. Ini bukan hanya tentang mencegah kehamilan atau penyakit, tetapi juga tentang membangun fondasi moral yang kuat untuk masa depan.

Penting bagi kita untuk mengingatkan bahwa kebebasan harus selalu diiringi dengan tanggung jawab. Kondom memang bisa melindungi secara fisik, tetapi tidak bisa melindungi dari dampak emosional atau sosial yang mungkin timbul akibat perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan seksual yang diberikan kepada remaja harus selalu mencakup diskusi tentang nilai-nilai moral, etika, dan tanggung jawab, bukan sekadar informasi teknis tentang alat kontrasepsi.

Maka, selamat HUT Kemerdekaan Indonesia! Mari kita rayakan dengan penuh semangat, tanpa melupakan nilai-nilai yang dulu diperjuangkan oleh para pahlawan kita. Dan ingat, kemerdekaan adalah hak segala bangsa—termasuk hak untuk berpikir dengan bijak sebelum bertindak. Jangan lepas hijab dan jangan pakai kondom wahai remaja. Belajarlah pendidikan sex lebih dini karena negara tak mengajarkanmu tentang hal itu. Negara hanya mau berpikir instan tanpa mengajarimu nilai-nilai dan moral. 

Negara telah lama mengubur hidup-hidup Pendidikan Moral Pancasila. 

Merdeka..... !

Makassar, 17 Agusutus 2024

gambar : https://liputanislam.com/dari-redaksi


Posting Komentar

0 Komentar