Ustadz Prof.Dr. Khusnul Yaqin,M.Sc.
"Seringkali Allah SWT mengirimkan musuh-musuh kita untuk menghentikan pekerjaan berat kita. Hidup kita menjadi ringan tapi signifikan menuju kepadaNya dengan suka rela"
Suatu ketika iblis protes kepada Allah SWT. "Ya Allah, Engkau disebut sebagai Dzat Yang Maha Kasih Sayang, tetapi kenapa Engkau memasukkanku ke dalam nerakaMu", protes iblis tak berdaya.
"Hai Iblis, apakah kamu lupa bahwa kasih sayangKu meliputi segala sesuatu dan neraka adalah bagian dari segala sesuatu itu" Jawab Allah SWT. Karena jawaban Allah SWT itu adalah sesuatu yang pasti logis, maka iblis yang seringkali punya hasrat menipu, tidak mampu menolak jawaban Allah SWT. Iblis menyerah tak berdaya terhadap jawaban itu.
Seringkali kita manusia berprilaku seperti iblis. Kita seringkali tidak paham dengan struktur logis yang ada di alam semesta ini. Kita maunya untung terus. Akibatnya kita berperasangka buruk kepada Allah SWT ketika ada harapan kita yang tidak terpenuhi. Prasangka buruk itu muncul karena kita seperti iblis tidak mampu mencerna struktur logika alam semesta yang dikonstruksi oleh Allah SWT berdasarkan kasih sayang-Nya yang sempurna.
Seringkali, bahkan selalu Allah swt menyelamatkan kita dengan kasih sayang-Nya yang tampak seperti malapetaka karena berbalikan dengan ekspektasi kita. Hal itu biasanya kita sadari jauh setelah kondisi yang tidak kita sukai itu berlalu. Ternyata ekspektasi kita itu adalah justru berupa bencana yang besar bagi kita.
Sebagai misal, seringkali kita menginginkan jabatan tertentu, akan tetapi Allah SWT yang Maha Mengetahui yang sudah terjadi apalagi yang belum, tidak mengabulkan keinginan kita dengan menjauhkan kita dari ekspektasi itu dengan cara mengirimkan orang yang memusuhi kita.
Jika kita tidak cerdas secara tauhid, kita serta merta berprasangka buruk kepada-Nya. Mengapa Dia tidak mengabulkan keinginan saya, padahal saya sudah tirakat dengan tahajud setiap malam dan puasa di pagi hari? Mengapa Allah SWT tidak membinasakan saja orang-orang yang memusuhi kita?
Prasangka buruk seperti di atas berasal dari kebodohan iblisi jiwa kita. Hal seperti itu menunjukkan tauhid kita sama sekali tidak matang.
Bagaimana bisa?
Tentu, Allah SWT tidak akan menjadikan kawan atau orang yang mencintai kita atau orang yang biasa-biasa dengan kita untuk mengagalkan keinginan kita, apapun keinginan itu. Karena bila hal itu terjadi, Allah SWT justru memproduksi musuh untuk kita. Tidak seperti itu Dia yang Maha Pengasih. Musuh kata Imam Ali as, satu saja itu sudah sangat bnayak, sedangkan kawan, sejuta itu masih sangat sedikit.
Musuh dikirimkan Allah SWT untuk menggagalkan keinginan kita yang sejatinya keinginan itu adalah bencana yang dahsyat bagi kita, agar ketika kita menyadari bahwa keinginan itu adalah bencana, maka dengan mudah kita akan menjadikan musuh atau orang yang kita benci menjadi kawan atau bahkan menjadi orang yang kita cintai. Hanya orang-orang yang tidak waras yang justru membenci orang yang menyelamatkan dirinya dari bencana.
Oleh karena itu, kirimkan doa kebaikan minimal, seperti al Fatihah dan shalawat kepada mereka yang telah menggagalkan ekspektasi-ekspektasi kita. Karena sesungguhnya mereka yang kita anggap musuh adalah tajalli (manifestasi) kasih sayang Allah SWT. Dengan cara itu setiap langkah kaki kita dalam hidup ini memproduksi para kinasih yang menjadi bagian kafilah menuju (hijrah kepada) Allah SWT dengan ridho dan suka rela.
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Artinya: “Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah.
Kita harus hijrah dari rumah egosentris yang penuh dengan prasangka buruk menuju kepada Kasih Sayang Allah SWT dengan suka rela melalui Rasulullah SAW dan ahlul baitnya yang suci.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
Artinya, "Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad SAW), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (QS: Al Anbiya 107).
Kasih sayang Allah SWT mewujud di alam semesta melalui Rasul SAW dan ahlul baitnya yang suci.
Tamalanrea Mas, 15 September 2024
gambar : https://widosupraha.com/
0 Komentar